Minggu, 14 Desember 2014

pengemangan bahasa pada AUD



PERMAINAN BAHASA DI TAMAN KANAK-KANAK
A.    BERMAIN SEBAGAI PEMICU PERKEMBANGAN BAHASA
Masa perkembangan bicara dan bahasa yang paling intensif pada manusia terletak pada masa usia dini, tepatnya pada tiga tahun dari hidupnya, yakni suatu periode dimana otak manusia berkembang dalam proses mencapai kematangan.
Khusus untuk pengembangan kemampuan bahasa, permainan memiliki manfaat yang sangat baik bagi anak. Dengan teman-teman sebayanya anak perlu berkomunikasi, pada mulanya melalui bahasa tubuh, tapi dengan meningkatnya usia dan bertambahnya perbendaharaan kata, ia akan lebih banyak menggunakan bahsa lisan. Anak akan belajar kata-kata baru sehingga memperkaya perkembangan bahasanya serta mampu menggunakan bahasa secara lebih terampil serta luwes. Semua ini dapat diperoleh anak melalui kegiatan permainan bahasa, dimana anak akan dapat menyusun kemampuan bahasanya. Banyak kosakata muncul dari interaksi anak dalam permainan dengan teman sebayanya.
B.     PERMAINAN BAHASA UNTUK MELATIH KEMAMPUAN MENENGARKAN
Kemampuan mendengar anak-anak harus dikembangkan karena berkenaan dengan upaya memahami lingkungan mereka. Agar mereka belajar untuk mengembangkan kemampuan tersebut, mereka harus menerima masukan informasi dan mengolahnya.
Tahap pertama dalam belajar mendengarkan adalah menyadari sebanyak mungkin bunyi yang berlainan/hanya dengan mengacu keberbagai macam bunyi-bunyi dan membicarakannya akan sangat menolong dan mengenalkannya kepada anak-anak.
Contohnya: pilihlah tiga atau empat benda yang menghasilkan suara yang berlainan. Dengarkan suara-suara itu, lalu anak disuruh untuk menutup matanya, setelah membunyikannya satu per satu anak disuruh untuk menebaknya.
  
C.     PERMAINAN BAHASA UNTUK MELATIH KEMAMPUAN BERBICARA  
Untuk belajar bahasa, menurut Dickinson dan Snow (Seefeldt dan Wasik 2008: 354),  anak-anak memerlukan kesempatan untuk bicara dan didengarkan. Pengalaman menyaksikan, mendengarkan, dan terlibat pembicaraan dengan anggota keluarga merupakan pengalaman yang sangat berharga karena anak dapat belajar bahwa situasi yang mereka hadapi menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam berbicara.
Pada usia 4 – 6 tahun anak sudah mulai mampu berperan serta dalam percakapan yang panjang. Sebagain dari anak-anak ada yang bisa mendominasi pembicaraan. Pada usia ini anak belajar menjadi pengguna bahasa yang kreatif. Anak dapat membuat atau menamakan sesuatu dengan bahasanya sendiri, khususnya untuk hewan atau mainan kesayangannya.
Contohnya: pemberian gambar, secara bergiliran anak disuruh mengatakan sesuatu mengenai suatu gambar dalam sebuah buku atau majalah, dengan mula-mula mengulangi semua pernyataan yang telah dilakukan sebelumnya. Permainan ini baik untuk daya ingat dan mengembagkan daya pengamatan ataupun bahasa.
D.    PERMAINAN BAHASA UNTUK MELATIH KEMAMPUAN MEMBACA
Pembelajaran membaca secara formal belum dilaksanakan pada pendidikan di Taman Kanak-kanak. Apa yang dilakukan di lembaga pendidikan tersebut adalah pengembangan keterampilan agar anak siap untuk belajar membaca. Cara terbaik untuk membantu anak belajar membaca adalah membacakan buku bersamanya serta mempunyai banyak buku yang menarik didalam kelas. Membuat anak sadar akan kata yang tertulis disekitarnya dan menuliskan hal-hal untuknya juga akan sangat berguna.
Anak semakin mengenal kata yang sering dia dengar dan mengenal tulisan untuk kata itu, misalnya kata toko, tv dst. Setiap saat anak melihat huruf dan rangkaian huruf yang kemudian menimbulkan rasa ingin tahu tentang bagaimana mengucapkannya. Bermain dengan kata-kata haruslah menyenagkan dan bahwa belajar membaca itu suatu hal yang menyenangkan. Bermainlah jika anak menginginkannya. Janganlah membuat permainan itu sebagai suatu kewajiban.serta berilah banyak pujian dan semangat dan hindari kesan bahwa anak melakukan kegagalan.
  
E.     MEMULAI MENGENALI KATA DAN HURUF
Setelah anak-anak terbiasa melihat-lihat buku, melihat-lihat yang ditulis, dan memperhatikan kata-kata dalam lingkungan mereka lambat laun mereka akan dapat mengenali kata-kata dan huruf-huruf satu demi satu.
Ketika anak mulai mengenali huruf dan kata, sebaiknya tunjukkan kata-kata itu kepada mereka,  terutama yang dekat dengan lingkungannya seperti: nama teman-temannya, keluarga, hewan peliharaan, dll. Janganlah mengajarkan kata-kata yang tidak umum tanpa memberikan konteks ataupun petunjuk mengenai maknanya.

Sumber:
Patmonodewo, Soemiarti. (2003) Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

0 komentar:

Posting Komentar