PERMAINAN
BAHASA DI TAMAN KANAK-KANAK
A. BERMAIN
SEBAGAI PEMICU PERKEMBANGAN BAHASA
Masa
perkembangan bicara dan bahasa yang paling intensif pada manusia terletak pada
masa usia dini, tepatnya pada tiga tahun dari hidupnya, yakni suatu periode
dimana otak manusia berkembang dalam proses mencapai kematangan.
Khusus untuk
pengembangan kemampuan bahasa, permainan memiliki manfaat yang sangat baik bagi
anak. Dengan teman-teman sebayanya anak perlu berkomunikasi, pada mulanya
melalui bahasa tubuh, tapi dengan meningkatnya usia dan bertambahnya
perbendaharaan kata, ia akan lebih banyak menggunakan bahsa lisan. Anak akan
belajar kata-kata baru sehingga memperkaya perkembangan bahasanya serta mampu
menggunakan bahasa secara lebih terampil serta luwes. Semua ini dapat diperoleh
anak melalui kegiatan permainan bahasa, dimana anak akan dapat menyusun
kemampuan bahasanya. Banyak kosakata muncul dari interaksi anak dalam permainan
dengan teman sebayanya.
B. PERMAINAN
BAHASA UNTUK MELATIH KEMAMPUAN MENENGARKAN
Kemampuan
mendengar anak-anak harus dikembangkan karena berkenaan dengan upaya memahami
lingkungan mereka. Agar mereka belajar untuk mengembangkan kemampuan tersebut,
mereka harus menerima masukan informasi dan mengolahnya.
Tahap
pertama dalam belajar mendengarkan adalah menyadari sebanyak mungkin bunyi yang
berlainan/hanya dengan mengacu keberbagai macam bunyi-bunyi dan membicarakannya
akan sangat menolong dan mengenalkannya kepada anak-anak.
Contohnya:
pilihlah tiga atau empat benda yang menghasilkan suara yang berlainan.
Dengarkan suara-suara itu, lalu anak disuruh untuk menutup matanya, setelah
membunyikannya satu per satu anak disuruh untuk menebaknya.
C.
PERMAINAN BAHASA UNTUK MELATIH KEMAMPUAN BERBICARA
Untuk
belajar bahasa, menurut Dickinson dan Snow (Seefeldt dan Wasik 2008: 354), anak-anak memerlukan kesempatan untuk bicara
dan didengarkan. Pengalaman menyaksikan, mendengarkan, dan terlibat pembicaraan
dengan anggota keluarga merupakan pengalaman yang sangat berharga karena anak
dapat belajar bahwa situasi yang mereka hadapi menjadi faktor yang
dipertimbangkan dalam berbicara.
Pada usia 4 – 6 tahun anak sudah mulai mampu berperan
serta dalam percakapan yang panjang. Sebagain dari anak-anak ada yang bisa
mendominasi pembicaraan. Pada usia ini anak belajar menjadi pengguna bahasa
yang kreatif. Anak dapat membuat atau menamakan sesuatu dengan bahasanya
sendiri, khususnya untuk hewan atau mainan kesayangannya.
Contohnya: pemberian gambar, secara bergiliran anak
disuruh mengatakan sesuatu mengenai suatu gambar dalam sebuah buku atau
majalah, dengan mula-mula mengulangi semua pernyataan yang telah dilakukan
sebelumnya. Permainan ini baik untuk daya ingat dan mengembagkan daya
pengamatan ataupun bahasa.
D.
PERMAINAN BAHASA UNTUK MELATIH KEMAMPUAN MEMBACA
Pembelajaran membaca secara formal
belum dilaksanakan pada pendidikan di Taman Kanak-kanak. Apa yang dilakukan di
lembaga pendidikan tersebut adalah pengembangan keterampilan agar anak siap
untuk belajar membaca. Cara terbaik untuk membantu anak belajar membaca adalah
membacakan buku bersamanya serta mempunyai banyak buku yang menarik didalam
kelas. Membuat anak sadar akan kata yang tertulis disekitarnya dan menuliskan
hal-hal untuknya juga akan sangat berguna.
Anak semakin
mengenal kata yang sering dia dengar dan mengenal tulisan untuk kata itu,
misalnya kata toko, tv dst. Setiap saat anak melihat huruf dan rangkaian huruf
yang kemudian menimbulkan rasa ingin tahu tentang bagaimana mengucapkannya.
Bermain dengan kata-kata haruslah menyenagkan dan bahwa belajar membaca itu suatu
hal yang menyenangkan. Bermainlah jika anak menginginkannya. Janganlah membuat
permainan itu sebagai suatu kewajiban.serta berilah banyak pujian dan semangat
dan hindari kesan bahwa anak melakukan kegagalan.
E.
MEMULAI MENGENALI KATA DAN HURUF
Setelah anak-anak terbiasa melihat-lihat buku,
melihat-lihat yang ditulis, dan memperhatikan kata-kata dalam lingkungan mereka
lambat laun mereka akan dapat mengenali kata-kata dan huruf-huruf satu demi
satu.
Ketika anak mulai mengenali huruf dan kata, sebaiknya
tunjukkan kata-kata itu kepada mereka,
terutama yang dekat dengan lingkungannya seperti: nama teman-temannya,
keluarga, hewan peliharaan, dll. Janganlah mengajarkan kata-kata yang tidak
umum tanpa memberikan konteks ataupun petunjuk mengenai maknanya.
Sumber:
Patmonodewo, Soemiarti. (2003) Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
0 komentar:
Posting Komentar