Minggu, 14 Desember 2014

pengembangan fisik motorik











pembelajaran terpadu



KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentan usia 0-6 tahun (undang-undang sisdiknas tahun 2003)dan 0-8 tahun menurut para pakar pendidikan anak. Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa yang perlu mendapatkan perhatian serius. Sejak lahir, anak memiliki berbagai potensi yang dikaruniakan Tuhan. Potensi tersebut perlu dirangsang dan difasilitasi agar dapat berkembang dengan optimal. Banyak ahli menyatakan bahwa masa anak usia dini merupakan masa peka dan amat penting bagi perkembangan anak. Stimulasi terhadap anak yang dilakukan oleh orangtua maupun orang lain disekitar lingkungan anak akan membekas kuat dan tahan lama. Kesalahan sedikit dalam memberikan stimulasi akan berdampak negatif jangka panjang yang sulit diperbaiki.
Pada masa usia dini, anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun mental sangat pesat. Sel-sel tubuh anak tumbuh dan berkembang dengan cepat. Pada tahap awal perkembangan janin sampai anak lahir, terjadi perkembangan sel-sel otak luar biasa. Makanan bergizi dan seimbang serta stimulasi terhadap anak sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan otak anak. Oleh karena itu pada masa usia dini ini (0-6 tahun) sering disebut dengan masa emas atau golden age.
A.    CIRI-CIRI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
Menurut para ahli, pada usia dini terjadi beberapa periode perkembangan. Pada setiap tahap perkembangan, seorang anak secara umum akan memperlihatkan ciri-ciri khusus atau karakteristik tertentu yang hampir sama. Menurut Comenius (Kartini Kartono, 1986: 34) periode perkembangan seorang anak terdiri empat tahap.
a. Anak usia 0-2 tahun
Secara umum pada masa bayi anak usia 0-2 tahun, anak mengalami perubahan yang pesat bila dibandingkan dengan yang akan dialami pada fase-fase berikutnya. Anak sudah memiliki kemampuan dan keterampilan dasar yang berupa: keterampilan lokomotor (berguling, duduk, berdiri, merangkak dan berjalan), keterampilan memegang benda, penginderaan (melihat, mencium, mendengar dan merasakan sentuhan), maupun kemampuan untuk mereaksi secara emosional dan sosial terhadap orang-orang sekelilingnya.
Segala bentuk stimulus (verbal maupun nonverbal) dari orang lain akan mendorong anak untuk belajar tentang pengalaman-pengalaman sensori dan ekspresi perasaan meskipun anak belum mampu memahami kata-kata. Menurut Monks (1992:74-75) menyatakan bahwa stimulasi verbal ternyata sangat penting untuk perkembangan bahasa. Hal ini disebabkan kualitas dan kuantitas vokalisasi seorang anak dapat bertambah dengan pemberian reinforsement verbal. Stimulasi verbal yang terus menerus juga akan memudahkan anak untuk belajar melafalkan suara-suara dan Dapat disimpulkan bahwa anak usia dini merupakan masa yang kritis dalam sejarah perkembangan manusia.
b. Anak usia 2-3 tahun
Pada fase ini anak sudah memiliki kemampuan untuk berjalan dan berlari. Anak juga mulai senang memanjat, meloncat, menaiki sesuatu dan lain sebagainya. Solehuddin (1997: 38) berpendapat bahwa pada anak usia 2-3 tahun lazimnya sangat aktif mengeksplorasi benda-benda di sekitarnya. Anak memiliki kekuatan observasi yang tajam. Anak juga menyerap dan membuat perbendaharaan bahasa baru, mulai belajar tentang jumlah, membedakan antara konsep satu dengan banyak dan senang mendengarkan cerita-cerita sederhana, yang kesemuanya diwujudkan anak dalam aktivitas bermain maupun komunikasi dengan orang lain. Kemampuan anak menguasi beberapa patah kata juga mulai berkembang. Anak mulai senang dengan perckapan walaupun dalam bentuk dan kalimat yang sederhana. Selain itu juga, sikap egosentrik anak sangat menonjol. Anak belum bisa memahami persoalan-persoalan yang dihadapinya dari sudut pemikiran orang lain. Anak cenderung melakukan sesuatu menurut kemauannya sendiri tanpa memperdulikan kemauan dan kepentingan orang lain. Sebagai contoh, anak sering merebut mainan dari orang lain jika anak menginginkannya.
c. Anak usia 3-4 tahun
Secara umum, anak pada fase ini masih mengalami peningkatan dalam berperilaku motorik, sosial, berfikir fantasi maupun kemampuan mengatasi frustasi. Untuk kemampuan motorik, anak sudah menguasai semua jenis gerakan-gerakan tangan, seperti memegang benda atau boneka. Akan tetapi sifat egosentriknya masih melekat. Tingkat frustasi anak juga cenderung menurun. Hal ini disebabkan adanya peningkatan kemampuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialaminya secara lebih aktif atau sudah ada sifat kemandirian anak. Pada usia ini anak memiliki kehidupan fantasi yang kaya dan menuntut lebih banyak kemandirian. Dengan kehidupan fantasi yang dimilikinya ini, anak akan memperlihatkan kesiapannya untuk mendengarkan cerita-cerita secara lebih lama, bahkan anak juga sudah dapat mengingatnya. Selanjutnya dengan sifat kemandirian yang dimilikinya mulai membuat anak tidak mau banyak diatur dalam kegiatankegiatannya. Pada aspek kognitif anak juga sudah mulai mengenal konsep jumlah, warna, ukuran dan lain-lain.
d. Anak usia 4-6 tahun
Ciri yang menonjol anak pada usia ini adalah anak mempunyai sifat berpetualang (adventuroussness) yang kuat. Anak banyak memperhatikan, membicarakan atau bertanya tentang apa sempat ia lihat atau didengarnya. Minatnya yang kuat untuk mengobservasi lingkungan benda-benda di sekitarnya membuat anak senang bepergian sendiri untuk mengadakan eksplorasi terhadap lingkugan disekitarnya sendiri. Pada perkembangan motorik, anak masih perlu aktif melakukan berbagai aktivitas. Sejalan dengan perkembangan fisiknya, anak usia ini makin berminat terhadap teman sebayanya. Anak sudah menunjukkan hubungan dan kemampuan bekerjasama dengan teman lain terutama yang memiliki kesenangan dan aktivitas yang sama. Kemampuan lain yang ditunjukkan anak adalah anak sudah mampu memahami pembicaraan dan pandangan orang lain yang disebabkan semakin meningkatnya keterampilan berkomunikasi.
B.     KEMAMPUAN DASAR ANAK USIA DINI
a.       Kemampuan kognitif
Kemampuan kognitif anak bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir agar dapat mengolah perolehan belajarnya, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika matematikanya serta pengetahuan akan ruang dan waktu serta mempersiapkan pengembangan kemampuan berpikir teliti.
Perkembangan kemampuan kognitif anak menururt piaget  berada pada tahap praoperasional. Pada masa praoperasional, kemampuan abstrak anak mulai tumbuh sehingga memungkinkan untuk berpikir simbolik sekalipun anak masih berpikir secara egosentris.

b.      Kemampuan sosial emosional
Pengembangan kemampuan sosial emosional anak bertujuan agar anak merasa percaya diri, mampu bersosialisasi dengan orang lain. Untuk membentuk kemampuan sosial emosional anak, orang tua atau guru dapat mengajak anak untuk berteman atau bergaul dengan orang lain. Kegiatan pertemanan ini akan dapat memupuk rasa percaya diri anak, membantu anak mengenali kebutuhannya sendiri dan mempelajari perasaan dan emosi orang lain. Dan tak lupa interaksi dengan keluarga dan orang lain juga akan membantu anak untuk membangun konsep dirinya. Dengan demikian anak dapat mengembangkan kemampuan sosialnya, misalnya dengan bermain peran, dengan belajar beberapa peran tersebut anak anak akan tahu mengenai baik atau buruk, boleh atau tidak boleh dilakukan.
c.       Kemampuan nilai moral dan agama
Bertujuan agar anak dapat mengenal penerapan tata cara beribadah atau berdoa sesuai agama masing-masing, dan membiasakan mereka untuk hidup sesuai aturan agama tentunya sesuai dengan tingkat pemahaman anak.
d.      Kemampuan fisik motorik
Bertujuan untuk memperkenalkan serta melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrolgerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil. Misalnya melompat, memanjat, melalui rintangan, berguling.
e.       Kemampuan bahasa
Bertujuan agr anak mampumengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif, dan membangkitkan minat untuk dapat berbahasa indonesia. Keterampilan berbahasa dan berbicara anak harus diasah sejak dini, untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak, anak dapat diarahkan untuk belajar menyimak, membaca, menulis dan berbicara.
Beberapa metode yang pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk membantu kemampuan berbahasa anak adalah bercerita,bermain peran. Kegiatan ini dapat dilakukan sambil bermain.
f.       Kemampuan seni
Bertujuan agar anak dapat menciptakan sesuatu berdsarkan imajinasinya, megembangkan kepekaan, dan menghrgai hasil seni.
Hafidin (2002) juga mengatakan bahwa pengembangn kemampuan seni anak dapat membantu anak untuk mengekspresikan dirinya melalui dua macam karya seni yang meliputi:
·         Karya seni dua dimensi seperti yang diciptakan anak melalui penggunaan cat, kapur, krayon, cat lukis tangan.
·         Karya seni tiga dimensi. Dalam karya seni ini anak-anak memiliki kesempatan untuk menghasilkan karya seni yang memiliki panjang, lebar, dan tinggi, seperti balok, kayu dan pasir.

C.     KECERDASAN JAMAK (MULTIPLE INTELEGENSI)
kecerdasan jamak adalah kemampuan dari seseorang yang memiliki pengetahuan, ketrampilan dan keahlian pada beberapa bidang yang dapat digunakan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan sesuatu. Menurut Gardner (1993), teori kecerdasan jamak yang menyatakan bahwa kecerdasan meliputi delapan kemampuan intelektual. Teori tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa kemampuan intelektual yang diukur melalui tes IQ sangatlah terbatas karena tes IQ hanya menekan pada kemampuan logika (matematika) dan bahasa. Padahal setiap orang mempunyai cara yang unik untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Kecerdasan bukan hanya dilihat dari nilai yang diperoleh seseorang. Kecerdasan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat suatu masalah, lalu menyelesaikan masalah tersebut atau membuat sesuatu yang dapat berguna bagi orang lain.
Ada delapan macam kecerdasan yang diungkapkan oleh Gardner (1993), yaitu:
a.      Kecerdasan Bahasa
Kecerdasan bahasa adalah kecerdasan yang menguasai hal-hal yang berkaitan dengan bahasa. Pandai berbicara, gemar bercerita, dengan tekun mendengarkan cerita atau membaca merupakan tanda anak yang memiliki kecerdasan linguistik yang menonjol, karena mereka cenderung lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan dan verbalisasi.

b.      Kecerdasan Matematika-Logika
 merupakan suatu kemampuan untuk mendeteksi pola berpikir deduktif, dan berpikir logis. Kemampuan ini sering disosialisasikan dengan berpikir secara ilmiah dan matematis. Anak-anak dengan kecerdasan matematis yang tinggi memperlihatkan minat yang besar terhadap kegiatan eksplorasi. Mereka sering bertanya dan kritis tentang berbagai fenomena yang dilihatnya. Mereka menuntut penjelasan logis dari setiap pertanyaan. Selain itu mereka juga suka mengklasifikasikan benda dan senang berhitung dan juga sangat menyukai berbagai permainan yang banyak melibatkan kegiatan berpikir aktif, seperti catur dan bermain teka-teki.
c.       Kecerdasan Visual Spasial
Anak-anak dengan kecerdasan visual spasial yang tinggi cenderung berpikir secara visual. Mereka kaya dengan khayalan internal, sehingga cenderung imaginatif dan kreatif. Anak-anak ini memiliki kemampuan, misalnya, untuk menciptakan bentuk-bentuk tiga dimensi, seperti dijumpai pada oranag dewasa yang menjadi pemahat patung atau arsitek suatu bangunan.
d.      Kecedasan Kinestetik
Anak-anak dengan kecerdasan gerak di atas rata-rata, senang bergerak dan menyentuh. Mereka memiliki kontrol pada gerakan, keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak. Mereka mengeksplorasi dunia dengan otot-ototnya, seperti yang unggul pada salah satu cabang olahraga, seperti bulutangkis, sepok bola dan sebagainya atau bisa pula tampil pada anak yang pandai menari, terampil bermain acrobat.
e.       Kecerdasan Musikal
Anak dengan kecerdasan musik yang menonjol mudah mengenali dan mengingat nada-nada. Ia juga dapat mentranformasikan kata-kata menjadi lagu, dan menciptakan berbagai permainan musik. Baik melalui senandung yang dilagukannya sendiri, mendengarkan tape recorder, radio, pertunjukkan orkestra atau alat-alat musik yang dimainkannya sendiri.


f.       Kecerdasan Interpersonal
Anak dengan kecerdasan interpersonal yang menonjol memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pintar menjalin hubungan sosial, serta mampu mengetahui dan menggunakan beragam cara saat berinteraksi. Kecerdasan ini juga sering disebut sebagai kecerdasan sosial.
g.      Kecerdasan Intrapersonal
Anak dengan kecerdasan intrapersonal yang menonjol memiliki kepekaan perasaan dalam situasi yang tengah berlangsung, memahami diri sendiri, dan mampu mengendalikan diri dalam situasi konflik. Ia juga mengetahui apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan dalam lingkungan sosial. Beberapa di antaranya cenderung menyukai kesunyian dan kesendirian, merenung, dan berdialaog dengan dirinya sendiri.
h.      Kecerdasan Alam
Anak-anak dengan kecerdasan alam yang menonjol memiliki ketertarikan yang besar terhadap alam sekitar, hal ini dapat diajarkan dan dilatih sejak usia yang sangat dini. Mereka menikmati benda-benda dan cerita yang berkaitan dengan fenomena alam, seperti aneka macam bebatuan, jenis-jenis lapisan tanah, aneka macam flora, benda-benda angkasa dan sebagainya.










DAFTAR PUSTAKA
Siti Aisyah, dkk.(2006). Pembelajaran terpadu.jakarta universitas terbuka
Indrawati. 2009. Model Pembelajaran Terpadu Di Sekolah Dasar. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA).


pengemangan bahasa pada AUD



PERMAINAN BAHASA DI TAMAN KANAK-KANAK
A.    BERMAIN SEBAGAI PEMICU PERKEMBANGAN BAHASA
Masa perkembangan bicara dan bahasa yang paling intensif pada manusia terletak pada masa usia dini, tepatnya pada tiga tahun dari hidupnya, yakni suatu periode dimana otak manusia berkembang dalam proses mencapai kematangan.
Khusus untuk pengembangan kemampuan bahasa, permainan memiliki manfaat yang sangat baik bagi anak. Dengan teman-teman sebayanya anak perlu berkomunikasi, pada mulanya melalui bahasa tubuh, tapi dengan meningkatnya usia dan bertambahnya perbendaharaan kata, ia akan lebih banyak menggunakan bahsa lisan. Anak akan belajar kata-kata baru sehingga memperkaya perkembangan bahasanya serta mampu menggunakan bahasa secara lebih terampil serta luwes. Semua ini dapat diperoleh anak melalui kegiatan permainan bahasa, dimana anak akan dapat menyusun kemampuan bahasanya. Banyak kosakata muncul dari interaksi anak dalam permainan dengan teman sebayanya.
B.     PERMAINAN BAHASA UNTUK MELATIH KEMAMPUAN MENENGARKAN
Kemampuan mendengar anak-anak harus dikembangkan karena berkenaan dengan upaya memahami lingkungan mereka. Agar mereka belajar untuk mengembangkan kemampuan tersebut, mereka harus menerima masukan informasi dan mengolahnya.
Tahap pertama dalam belajar mendengarkan adalah menyadari sebanyak mungkin bunyi yang berlainan/hanya dengan mengacu keberbagai macam bunyi-bunyi dan membicarakannya akan sangat menolong dan mengenalkannya kepada anak-anak.
Contohnya: pilihlah tiga atau empat benda yang menghasilkan suara yang berlainan. Dengarkan suara-suara itu, lalu anak disuruh untuk menutup matanya, setelah membunyikannya satu per satu anak disuruh untuk menebaknya.
  
C.     PERMAINAN BAHASA UNTUK MELATIH KEMAMPUAN BERBICARA  
Untuk belajar bahasa, menurut Dickinson dan Snow (Seefeldt dan Wasik 2008: 354),  anak-anak memerlukan kesempatan untuk bicara dan didengarkan. Pengalaman menyaksikan, mendengarkan, dan terlibat pembicaraan dengan anggota keluarga merupakan pengalaman yang sangat berharga karena anak dapat belajar bahwa situasi yang mereka hadapi menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam berbicara.
Pada usia 4 – 6 tahun anak sudah mulai mampu berperan serta dalam percakapan yang panjang. Sebagain dari anak-anak ada yang bisa mendominasi pembicaraan. Pada usia ini anak belajar menjadi pengguna bahasa yang kreatif. Anak dapat membuat atau menamakan sesuatu dengan bahasanya sendiri, khususnya untuk hewan atau mainan kesayangannya.
Contohnya: pemberian gambar, secara bergiliran anak disuruh mengatakan sesuatu mengenai suatu gambar dalam sebuah buku atau majalah, dengan mula-mula mengulangi semua pernyataan yang telah dilakukan sebelumnya. Permainan ini baik untuk daya ingat dan mengembagkan daya pengamatan ataupun bahasa.
D.    PERMAINAN BAHASA UNTUK MELATIH KEMAMPUAN MEMBACA
Pembelajaran membaca secara formal belum dilaksanakan pada pendidikan di Taman Kanak-kanak. Apa yang dilakukan di lembaga pendidikan tersebut adalah pengembangan keterampilan agar anak siap untuk belajar membaca. Cara terbaik untuk membantu anak belajar membaca adalah membacakan buku bersamanya serta mempunyai banyak buku yang menarik didalam kelas. Membuat anak sadar akan kata yang tertulis disekitarnya dan menuliskan hal-hal untuknya juga akan sangat berguna.
Anak semakin mengenal kata yang sering dia dengar dan mengenal tulisan untuk kata itu, misalnya kata toko, tv dst. Setiap saat anak melihat huruf dan rangkaian huruf yang kemudian menimbulkan rasa ingin tahu tentang bagaimana mengucapkannya. Bermain dengan kata-kata haruslah menyenagkan dan bahwa belajar membaca itu suatu hal yang menyenangkan. Bermainlah jika anak menginginkannya. Janganlah membuat permainan itu sebagai suatu kewajiban.serta berilah banyak pujian dan semangat dan hindari kesan bahwa anak melakukan kegagalan.
  
E.     MEMULAI MENGENALI KATA DAN HURUF
Setelah anak-anak terbiasa melihat-lihat buku, melihat-lihat yang ditulis, dan memperhatikan kata-kata dalam lingkungan mereka lambat laun mereka akan dapat mengenali kata-kata dan huruf-huruf satu demi satu.
Ketika anak mulai mengenali huruf dan kata, sebaiknya tunjukkan kata-kata itu kepada mereka,  terutama yang dekat dengan lingkungannya seperti: nama teman-temannya, keluarga, hewan peliharaan, dll. Janganlah mengajarkan kata-kata yang tidak umum tanpa memberikan konteks ataupun petunjuk mengenai maknanya.

Sumber:
Patmonodewo, Soemiarti. (2003) Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Kamis, 04 Desember 2014

NEUROSAINS



POTENSI OTAK MANUSIA
Setiap manusia lahir didunia ini baik cacat maupun sehat pasti memiliki jaringan otak yang dapat menyimpan ribuan file-file penting semasa hidupnya. Setiap kita dilahirkan dengan bakat yang merupakan potensi kemampuan (incherent component of ability) yang berbeda-beda dan  yang terwujud karena interaksi yang dinamis antara keunikan inividu dan pengaruh lingkungan. otak  mempunyai potensi yang lebih diantaranya:
·         memiliki 1 trilyun sel otak.
·         memiliki 100 Milyar sel saraf aktif.
·         memiliki 900 Milyar sel lain yang merekatkan, memelihara dan menyelubungi sel-sel aktif.
·         Setiap satu dari 100 Milyar Neuron dapat tumbuh bercabang hingga sebanyak 20000.
·         Berat 1,5 Kg atau 2% dari berat tubuh manusia.
·         Rata-rata manusia menggunakan 4% dari kemampuan otaknya, sedangkan Einstein 8% apalagi ilmuwan-ilmuwan Islam seperti Ibnu Sina, al-Ghazali, al-Razi, Khawarizmi dan lain sebagainya.
Kecerdasan orang banyak ditentukan oleh struktur otak. Cerebrum otak besar dibagi dalam dua belahan otak yang disambung oleh segumpal serabut yang disebut corpus callosum. Belahan otak kanan menguasai belahan otak kiri. Belahan otak kiri berfungsi untuk  merespon terhadap hal seperti Matematika, Bahasa verbal, Membaca, Menulis, Logika, Urutan, Sistematis, Analisis, sedangkan yang kanan berfungsi untuk merespon terhadap hal seperti: Kreativitas, Konseptual, Inovasi, Gagasan, Analogis, Imajinasi/mengkhayal, Warna dan gambar, Musik/melodi/irama.
Otak terbentuk dari dua jenis sel yaitu glia dan neuron. Glia berfungsi untuk menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang dikenal sebagai potensial aksi. Neuron merupakan unit dasar otak, yaitu sistem yang halus untuk information processing dan terdiri dari badan sel, dendrite dan akson yang menerima dan mengirim beribu-ribu signal. Dendrit adalah semacam benang-benang halus.
Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas lebih dari 100 juta sel saraf atau neuron. Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Oleh karena itu terdapat kaitan erat antara otak dan pemikiran.
Bagian-bagian otak manusia:
a.       Otak depan: yaitu bagian yang paling menonjol dari otak depan adalah serebrum, yang terdapat dibagian depan otak. Otak depan/ besar terdiri dari belahan otak kiri dan kanan. Otak depan tersusun atas dua lapisan yaitu lapisan luar (korteks) dan lapisan dalam.
b.      Otak tengah (diensefalon): otak tengah cukup kecil dan tidak mencolok. Bagian terbesar dari otak tengah pada mamalia (termasuk manusia), terdapat korpora yang berfunsi mengatur gerakan mata, ukuran pupil dan refleks pendengaran tertentu.
c.       Otak  belakang: meliputi jembatan varol (vons varoli), sumsum lanjutan, dan otak kecil (serebelum) ketiga bagian ini membentuk bagian otak.

 SUMBER:
Bahan ajar dalam pembelajaran anak usia dini oleh dadan suryana. 2011, UNP
http//www.google.com/02/2012/potensiotakmanusia.html