pengembangan fisik motorik
Minggu, 14 Desember 2014
pembelajaran terpadu
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
Anak usia
dini adalah anak yang berada pada rentan usia 0-6 tahun (undang-undang
sisdiknas tahun 2003)dan 0-8 tahun menurut para pakar pendidikan anak. Anak
usia dini merupakan generasi penerus bangsa yang perlu mendapatkan perhatian
serius. Sejak lahir, anak memiliki berbagai potensi yang dikaruniakan Tuhan. Potensi
tersebut perlu dirangsang dan difasilitasi agar dapat berkembang dengan
optimal. Banyak ahli menyatakan bahwa masa anak usia dini merupakan masa peka dan amat
penting bagi perkembangan anak. Stimulasi terhadap anak yang
dilakukan oleh orangtua maupun orang lain disekitar lingkungan anak akan
membekas kuat dan tahan lama. Kesalahan sedikit dalam memberikan stimulasi akan
berdampak negatif jangka panjang yang sulit diperbaiki.
Pada masa usia dini, anak
mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun mental sangat pesat.
Sel-sel tubuh anak tumbuh dan berkembang dengan cepat. Pada tahap awal
perkembangan janin sampai anak lahir, terjadi perkembangan sel-sel otak luar
biasa. Makanan bergizi dan seimbang serta stimulasi terhadap anak sangat
diperlukan untuk mendukung perkembangan otak anak. Oleh karena itu pada masa
usia dini ini (0-6 tahun) sering disebut dengan masa emas atau golden age.
A. CIRI-CIRI
PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
Menurut
para ahli, pada usia dini terjadi beberapa periode perkembangan. Pada setiap
tahap perkembangan, seorang anak secara umum akan memperlihatkan ciri-ciri
khusus atau karakteristik tertentu yang hampir sama. Menurut Comenius (Kartini
Kartono, 1986: 34) periode perkembangan seorang anak terdiri empat tahap.
a. Anak usia 0-2 tahun
Secara umum
pada masa bayi anak usia 0-2 tahun, anak mengalami perubahan yang pesat bila
dibandingkan dengan yang akan dialami pada fase-fase berikutnya. Anak sudah
memiliki kemampuan dan keterampilan dasar yang berupa: keterampilan lokomotor
(berguling, duduk, berdiri, merangkak dan berjalan), keterampilan memegang
benda, penginderaan (melihat, mencium, mendengar dan merasakan sentuhan), maupun
kemampuan untuk mereaksi secara emosional dan sosial terhadap orang-orang
sekelilingnya.
Segala bentuk stimulus (verbal
maupun nonverbal) dari orang lain akan mendorong anak untuk belajar tentang
pengalaman-pengalaman sensori dan ekspresi perasaan meskipun anak belum mampu
memahami kata-kata. Menurut Monks (1992:74-75) menyatakan bahwa stimulasi
verbal ternyata sangat penting untuk perkembangan bahasa. Hal ini disebabkan
kualitas dan kuantitas vokalisasi seorang anak dapat bertambah dengan pemberian
reinforsement verbal. Stimulasi verbal yang terus menerus juga akan memudahkan
anak untuk belajar melafalkan suara-suara dan Dapat disimpulkan bahwa anak usia
dini merupakan masa yang kritis dalam sejarah perkembangan manusia.
b. Anak usia 2-3 tahun
Pada fase ini
anak sudah memiliki kemampuan untuk berjalan dan berlari. Anak juga mulai
senang memanjat, meloncat, menaiki sesuatu dan lain sebagainya. Solehuddin
(1997: 38) berpendapat bahwa pada anak usia 2-3 tahun lazimnya sangat aktif
mengeksplorasi benda-benda di sekitarnya. Anak memiliki kekuatan observasi yang
tajam. Anak juga menyerap dan membuat perbendaharaan bahasa baru, mulai belajar
tentang jumlah, membedakan antara konsep satu dengan banyak dan senang
mendengarkan cerita-cerita sederhana, yang kesemuanya diwujudkan anak dalam
aktivitas bermain maupun komunikasi dengan orang lain. Kemampuan anak menguasi
beberapa patah kata juga mulai berkembang. Anak mulai senang dengan perckapan
walaupun dalam bentuk dan kalimat yang sederhana. Selain itu juga, sikap
egosentrik anak sangat menonjol. Anak belum bisa memahami persoalan-persoalan
yang dihadapinya dari sudut pemikiran orang lain. Anak cenderung melakukan
sesuatu menurut kemauannya sendiri tanpa memperdulikan kemauan dan kepentingan
orang lain. Sebagai contoh, anak sering merebut mainan dari orang lain jika
anak menginginkannya.
c. Anak usia 3-4 tahun
Secara umum,
anak pada fase ini masih mengalami peningkatan dalam berperilaku motorik,
sosial, berfikir fantasi maupun kemampuan mengatasi frustasi. Untuk kemampuan
motorik, anak sudah menguasai semua jenis gerakan-gerakan tangan, seperti
memegang benda atau boneka. Akan tetapi sifat egosentriknya masih melekat.
Tingkat frustasi anak juga cenderung menurun. Hal ini disebabkan adanya
peningkatan kemampuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialaminya
secara lebih aktif atau sudah ada sifat kemandirian anak. Pada usia ini anak
memiliki kehidupan fantasi yang kaya dan menuntut lebih banyak kemandirian.
Dengan kehidupan fantasi yang dimilikinya ini, anak akan memperlihatkan
kesiapannya untuk mendengarkan cerita-cerita secara lebih lama, bahkan anak
juga sudah dapat mengingatnya. Selanjutnya dengan sifat kemandirian yang
dimilikinya mulai membuat anak tidak mau banyak diatur dalam
kegiatankegiatannya. Pada aspek kognitif anak juga sudah mulai mengenal konsep
jumlah, warna, ukuran dan lain-lain.
d. Anak usia 4-6 tahun
Ciri yang
menonjol anak pada usia ini adalah anak mempunyai sifat berpetualang
(adventuroussness) yang kuat. Anak banyak memperhatikan, membicarakan atau
bertanya tentang apa sempat ia lihat atau didengarnya. Minatnya yang kuat untuk
mengobservasi lingkungan benda-benda di sekitarnya membuat anak senang
bepergian sendiri untuk mengadakan eksplorasi terhadap lingkugan disekitarnya
sendiri. Pada perkembangan motorik, anak masih perlu aktif melakukan berbagai
aktivitas. Sejalan dengan perkembangan fisiknya, anak usia ini makin berminat
terhadap teman sebayanya. Anak sudah menunjukkan hubungan dan kemampuan
bekerjasama dengan teman lain terutama yang memiliki kesenangan dan aktivitas
yang sama. Kemampuan lain yang ditunjukkan anak adalah anak sudah mampu
memahami pembicaraan dan pandangan orang lain yang disebabkan semakin
meningkatnya keterampilan berkomunikasi.
B. KEMAMPUAN
DASAR ANAK USIA DINI
a. Kemampuan
kognitif
Kemampuan
kognitif anak bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir agar dapat
mengolah perolehan belajarnya, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan
logika matematikanya serta pengetahuan akan ruang dan waktu serta mempersiapkan
pengembangan kemampuan berpikir teliti.
Perkembangan
kemampuan kognitif anak menururt piaget
berada pada tahap praoperasional. Pada masa praoperasional, kemampuan
abstrak anak mulai tumbuh sehingga memungkinkan untuk berpikir simbolik
sekalipun anak masih berpikir secara egosentris.
b. Kemampuan
sosial emosional
Pengembangan
kemampuan sosial emosional anak bertujuan agar anak merasa percaya diri, mampu
bersosialisasi dengan orang lain. Untuk membentuk kemampuan sosial emosional
anak, orang tua atau guru dapat mengajak anak untuk berteman atau bergaul
dengan orang lain. Kegiatan pertemanan ini akan dapat memupuk rasa percaya diri
anak, membantu anak mengenali kebutuhannya sendiri dan mempelajari perasaan dan
emosi orang lain. Dan tak lupa interaksi dengan keluarga dan orang lain juga
akan membantu anak untuk membangun konsep dirinya. Dengan demikian anak dapat
mengembangkan kemampuan sosialnya, misalnya dengan bermain peran, dengan
belajar beberapa peran tersebut anak anak akan tahu mengenai baik atau buruk, boleh
atau tidak boleh dilakukan.
c. Kemampuan
nilai moral dan agama
Bertujuan
agar anak dapat mengenal penerapan tata cara beribadah atau berdoa sesuai agama
masing-masing, dan membiasakan mereka untuk hidup sesuai aturan agama tentunya
sesuai dengan tingkat pemahaman anak.
d. Kemampuan
fisik motorik
Bertujuan
untuk memperkenalkan serta melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan
kemampuan mengelola, mengontrolgerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan
keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan
jasmani yang kuat, sehat dan terampil. Misalnya melompat, memanjat, melalui
rintangan, berguling.
e. Kemampuan
bahasa
Bertujuan
agr anak mampumengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat,
mampu berkomunikasi secara efektif, dan membangkitkan minat untuk dapat
berbahasa indonesia. Keterampilan berbahasa dan berbicara anak harus diasah
sejak dini, untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak, anak dapat diarahkan
untuk belajar menyimak, membaca, menulis dan berbicara.
Beberapa
metode yang pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk membantu kemampuan
berbahasa anak adalah bercerita,bermain peran. Kegiatan ini dapat dilakukan
sambil bermain.
f. Kemampuan
seni
Bertujuan
agar anak dapat menciptakan sesuatu berdsarkan imajinasinya, megembangkan
kepekaan, dan menghrgai hasil seni.
Hafidin
(2002) juga mengatakan bahwa pengembangn kemampuan seni anak dapat membantu
anak untuk mengekspresikan dirinya melalui dua macam karya seni yang meliputi:
·
Karya seni dua dimensi seperti yang diciptakan
anak melalui penggunaan cat, kapur, krayon, cat lukis tangan.
·
Karya seni tiga dimensi. Dalam karya
seni ini anak-anak memiliki kesempatan untuk menghasilkan karya seni yang
memiliki panjang, lebar, dan tinggi, seperti balok, kayu dan pasir.
C. KECERDASAN
JAMAK (MULTIPLE INTELEGENSI)
kecerdasan
jamak adalah kemampuan dari seseorang yang memiliki pengetahuan, ketrampilan
dan keahlian pada beberapa bidang yang dapat digunakan untuk memecahkan
persoalan dan menghasilkan sesuatu. Menurut Gardner (1993), teori kecerdasan
jamak yang menyatakan bahwa kecerdasan meliputi delapan kemampuan intelektual.
Teori tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa kemampuan intelektual yang
diukur melalui tes IQ sangatlah terbatas karena tes IQ hanya menekan pada
kemampuan logika (matematika) dan bahasa. Padahal setiap orang mempunyai cara
yang unik untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Kecerdasan bukan
hanya dilihat dari nilai yang diperoleh seseorang. Kecerdasan merupakan
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat suatu masalah, lalu
menyelesaikan masalah tersebut atau membuat sesuatu yang dapat berguna bagi
orang lain.
Ada
delapan macam kecerdasan yang diungkapkan oleh Gardner (1993), yaitu:
a.
Kecerdasan Bahasa
Kecerdasan
bahasa adalah kecerdasan yang menguasai hal-hal yang berkaitan dengan bahasa.
Pandai berbicara, gemar bercerita, dengan tekun mendengarkan cerita atau
membaca merupakan tanda anak yang memiliki kecerdasan linguistik yang menonjol,
karena mereka cenderung lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan dan
verbalisasi.
b.
Kecerdasan Matematika-Logika
merupakan suatu kemampuan untuk mendeteksi
pola berpikir deduktif, dan berpikir logis. Kemampuan ini sering
disosialisasikan dengan berpikir secara ilmiah dan matematis. Anak-anak dengan
kecerdasan matematis yang tinggi memperlihatkan minat yang besar terhadap
kegiatan eksplorasi. Mereka sering bertanya dan kritis tentang berbagai
fenomena yang dilihatnya. Mereka menuntut penjelasan logis dari setiap
pertanyaan. Selain itu mereka juga suka mengklasifikasikan benda dan senang
berhitung dan juga sangat menyukai berbagai permainan yang banyak melibatkan
kegiatan berpikir aktif, seperti catur dan bermain teka-teki.
c.
Kecerdasan Visual Spasial
Anak-anak
dengan kecerdasan visual spasial yang tinggi cenderung berpikir secara visual.
Mereka kaya dengan khayalan internal, sehingga cenderung imaginatif dan
kreatif. Anak-anak ini memiliki kemampuan, misalnya, untuk menciptakan
bentuk-bentuk tiga dimensi, seperti dijumpai pada oranag dewasa yang menjadi
pemahat patung atau arsitek suatu bangunan.
d.
Kecedasan Kinestetik
Anak-anak
dengan kecerdasan gerak di atas rata-rata, senang bergerak dan menyentuh.
Mereka memiliki kontrol pada gerakan, keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan
dalam bergerak. Mereka mengeksplorasi dunia dengan otot-ototnya, seperti yang
unggul pada salah satu cabang olahraga, seperti bulutangkis, sepok bola dan
sebagainya atau bisa pula tampil pada anak yang pandai menari, terampil bermain
acrobat.
e.
Kecerdasan Musikal
Anak
dengan kecerdasan musik yang menonjol mudah mengenali dan mengingat nada-nada.
Ia juga dapat mentranformasikan kata-kata menjadi lagu, dan menciptakan
berbagai permainan musik. Baik melalui senandung yang dilagukannya sendiri,
mendengarkan tape recorder, radio, pertunjukkan orkestra atau alat-alat musik
yang dimainkannya sendiri.
f.
Kecerdasan Interpersonal
Anak
dengan kecerdasan interpersonal yang menonjol memiliki interaksi yang baik
dengan orang lain, pintar menjalin hubungan sosial, serta mampu mengetahui dan
menggunakan beragam cara saat berinteraksi. Kecerdasan ini juga sering disebut
sebagai kecerdasan sosial.
g.
Kecerdasan Intrapersonal
Anak
dengan kecerdasan intrapersonal yang menonjol memiliki kepekaan perasaan dalam
situasi yang tengah berlangsung, memahami diri sendiri, dan mampu mengendalikan
diri dalam situasi konflik. Ia juga mengetahui apa yang dapat dilakukan dan apa
yang tidak dapat dilakukan dalam lingkungan sosial. Beberapa di antaranya
cenderung menyukai kesunyian dan kesendirian, merenung, dan berdialaog dengan dirinya
sendiri.
h.
Kecerdasan Alam
Anak-anak
dengan kecerdasan alam yang menonjol memiliki ketertarikan yang besar terhadap
alam sekitar, hal ini dapat diajarkan dan dilatih sejak usia yang sangat dini.
Mereka menikmati benda-benda dan cerita yang berkaitan dengan fenomena alam,
seperti aneka macam bebatuan, jenis-jenis lapisan tanah, aneka macam flora,
benda-benda angkasa dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Siti
Aisyah, dkk.(2006). Pembelajaran terpadu.jakarta
universitas terbuka
Indrawati. 2009. Model Pembelajaran Terpadu Di Sekolah Dasar. Jakarta:
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu
Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA).
pengemangan bahasa pada AUD
PERMAINAN
BAHASA DI TAMAN KANAK-KANAK
A. BERMAIN
SEBAGAI PEMICU PERKEMBANGAN BAHASA
Masa
perkembangan bicara dan bahasa yang paling intensif pada manusia terletak pada
masa usia dini, tepatnya pada tiga tahun dari hidupnya, yakni suatu periode
dimana otak manusia berkembang dalam proses mencapai kematangan.
Khusus untuk
pengembangan kemampuan bahasa, permainan memiliki manfaat yang sangat baik bagi
anak. Dengan teman-teman sebayanya anak perlu berkomunikasi, pada mulanya
melalui bahasa tubuh, tapi dengan meningkatnya usia dan bertambahnya
perbendaharaan kata, ia akan lebih banyak menggunakan bahsa lisan. Anak akan
belajar kata-kata baru sehingga memperkaya perkembangan bahasanya serta mampu
menggunakan bahasa secara lebih terampil serta luwes. Semua ini dapat diperoleh
anak melalui kegiatan permainan bahasa, dimana anak akan dapat menyusun
kemampuan bahasanya. Banyak kosakata muncul dari interaksi anak dalam permainan
dengan teman sebayanya.
B. PERMAINAN
BAHASA UNTUK MELATIH KEMAMPUAN MENENGARKAN
Kemampuan
mendengar anak-anak harus dikembangkan karena berkenaan dengan upaya memahami
lingkungan mereka. Agar mereka belajar untuk mengembangkan kemampuan tersebut,
mereka harus menerima masukan informasi dan mengolahnya.
Tahap
pertama dalam belajar mendengarkan adalah menyadari sebanyak mungkin bunyi yang
berlainan/hanya dengan mengacu keberbagai macam bunyi-bunyi dan membicarakannya
akan sangat menolong dan mengenalkannya kepada anak-anak.
Contohnya:
pilihlah tiga atau empat benda yang menghasilkan suara yang berlainan.
Dengarkan suara-suara itu, lalu anak disuruh untuk menutup matanya, setelah
membunyikannya satu per satu anak disuruh untuk menebaknya.
C.
PERMAINAN BAHASA UNTUK MELATIH KEMAMPUAN BERBICARA
Untuk
belajar bahasa, menurut Dickinson dan Snow (Seefeldt dan Wasik 2008: 354), anak-anak memerlukan kesempatan untuk bicara
dan didengarkan. Pengalaman menyaksikan, mendengarkan, dan terlibat pembicaraan
dengan anggota keluarga merupakan pengalaman yang sangat berharga karena anak
dapat belajar bahwa situasi yang mereka hadapi menjadi faktor yang
dipertimbangkan dalam berbicara.
Pada usia 4 – 6 tahun anak sudah mulai mampu berperan
serta dalam percakapan yang panjang. Sebagain dari anak-anak ada yang bisa
mendominasi pembicaraan. Pada usia ini anak belajar menjadi pengguna bahasa
yang kreatif. Anak dapat membuat atau menamakan sesuatu dengan bahasanya
sendiri, khususnya untuk hewan atau mainan kesayangannya.
Contohnya: pemberian gambar, secara bergiliran anak
disuruh mengatakan sesuatu mengenai suatu gambar dalam sebuah buku atau
majalah, dengan mula-mula mengulangi semua pernyataan yang telah dilakukan
sebelumnya. Permainan ini baik untuk daya ingat dan mengembagkan daya
pengamatan ataupun bahasa.
D.
PERMAINAN BAHASA UNTUK MELATIH KEMAMPUAN MEMBACA
Pembelajaran membaca secara formal
belum dilaksanakan pada pendidikan di Taman Kanak-kanak. Apa yang dilakukan di
lembaga pendidikan tersebut adalah pengembangan keterampilan agar anak siap
untuk belajar membaca. Cara terbaik untuk membantu anak belajar membaca adalah
membacakan buku bersamanya serta mempunyai banyak buku yang menarik didalam
kelas. Membuat anak sadar akan kata yang tertulis disekitarnya dan menuliskan
hal-hal untuknya juga akan sangat berguna.
Anak semakin
mengenal kata yang sering dia dengar dan mengenal tulisan untuk kata itu,
misalnya kata toko, tv dst. Setiap saat anak melihat huruf dan rangkaian huruf
yang kemudian menimbulkan rasa ingin tahu tentang bagaimana mengucapkannya.
Bermain dengan kata-kata haruslah menyenagkan dan bahwa belajar membaca itu suatu
hal yang menyenangkan. Bermainlah jika anak menginginkannya. Janganlah membuat
permainan itu sebagai suatu kewajiban.serta berilah banyak pujian dan semangat
dan hindari kesan bahwa anak melakukan kegagalan.
E.
MEMULAI MENGENALI KATA DAN HURUF
Setelah anak-anak terbiasa melihat-lihat buku,
melihat-lihat yang ditulis, dan memperhatikan kata-kata dalam lingkungan mereka
lambat laun mereka akan dapat mengenali kata-kata dan huruf-huruf satu demi
satu.
Ketika anak mulai mengenali huruf dan kata, sebaiknya
tunjukkan kata-kata itu kepada mereka,
terutama yang dekat dengan lingkungannya seperti: nama teman-temannya,
keluarga, hewan peliharaan, dll. Janganlah mengajarkan kata-kata yang tidak
umum tanpa memberikan konteks ataupun petunjuk mengenai maknanya.
Sumber:
Patmonodewo, Soemiarti. (2003) Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Kamis, 04 Desember 2014
NEUROSAINS
POTENSI
OTAK MANUSIA
Setiap
manusia lahir didunia ini baik cacat maupun sehat pasti memiliki jaringan otak
yang dapat menyimpan ribuan file-file penting semasa hidupnya. Setiap kita
dilahirkan dengan bakat yang merupakan potensi kemampuan (incherent component
of ability) yang berbeda-beda dan yang
terwujud karena interaksi yang dinamis antara keunikan inividu dan pengaruh
lingkungan. otak mempunyai potensi yang
lebih diantaranya:
·
memiliki 1 trilyun sel otak.
·
memiliki 100 Milyar sel saraf aktif.
·
memiliki 900 Milyar sel lain yang merekatkan,
memelihara dan menyelubungi sel-sel aktif.
·
Setiap satu dari 100 Milyar Neuron dapat tumbuh
bercabang hingga sebanyak 20000.
·
Berat 1,5 Kg atau 2% dari berat tubuh manusia.
·
Rata-rata manusia menggunakan 4% dari kemampuan
otaknya, sedangkan Einstein 8% apalagi ilmuwan-ilmuwan Islam seperti Ibnu Sina,
al-Ghazali, al-Razi, Khawarizmi dan lain sebagainya.
Kecerdasan orang banyak
ditentukan oleh struktur otak. Cerebrum otak besar dibagi dalam dua belahan
otak yang disambung oleh segumpal serabut yang disebut corpus callosum. Belahan
otak kanan menguasai belahan otak kiri. Belahan otak kiri berfungsi untuk merespon terhadap hal seperti Matematika, Bahasa verbal, Membaca, Menulis, Logika, Urutan, Sistematis, Analisis,
sedangkan yang kanan berfungsi untuk merespon terhadap hal seperti: Kreativitas, Konseptual, Inovasi, Gagasan, Analogis, Imajinasi/mengkhayal, Warna dan gambar, Musik/melodi/irama.
Otak terbentuk dari dua jenis sel
yaitu glia dan neuron. Glia berfungsi untuk menunjang dan melindungi neuron,
sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang dikenal
sebagai potensial aksi. Neuron merupakan unit dasar otak, yaitu sistem yang
halus untuk information processing dan terdiri dari badan sel, dendrite dan
akson yang menerima dan mengirim beribu-ribu signal. Dendrit adalah semacam
benang-benang halus.
Otak manusia adalah struktur pusat
pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas lebih dari 100
juta sel saraf atau neuron. Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan
seluruh badan dan pemikiran manusia. Oleh karena itu terdapat kaitan erat
antara otak dan pemikiran.
Bagian-bagian
otak manusia:
a.
Otak depan: yaitu bagian yang paling menonjol dari
otak depan adalah serebrum, yang terdapat dibagian depan otak. Otak depan/
besar terdiri dari belahan otak kiri dan kanan. Otak depan tersusun atas dua
lapisan yaitu lapisan luar (korteks) dan lapisan dalam.
b.
Otak tengah (diensefalon): otak tengah cukup kecil dan
tidak mencolok. Bagian terbesar dari otak tengah pada mamalia (termasuk
manusia), terdapat korpora yang berfunsi mengatur gerakan mata, ukuran pupil
dan refleks pendengaran tertentu.
c.
Otak belakang:
meliputi jembatan varol (vons varoli), sumsum lanjutan, dan otak kecil
(serebelum) ketiga bagian ini membentuk bagian otak.
SUMBER:
Bahan
ajar dalam pembelajaran anak usia dini oleh dadan suryana. 2011, UNP
http//www.google.com/02/2012/potensiotakmanusia.html
Langganan:
Postingan (Atom)